Wentira, Kota Tak Kasat Mata

wentira+mistik+kota+koperasi

 WENTIRA

KOPERASI LESTARI - Wentira merupakan lokasi yang berada di kebun kopi (jalan lintas trans-sulawesi). Wentira sendiri menurut beberapa kesaksian orang-orang yang mengaku pernah ke sana mengatakan kalau wentira merupakan suatu kota yang sangat teramat indah dengan ciri khas warna kuning.

Namun yang sebenarnya jika lihat langsung, wentira sebenarnya hanya daerah berhutan lebat, jauh dari mana-mana, di antara palu-parigi, di lintas jalan yang disebut orang sebagai trans-sulawesi. 

Di dekat daerah ini terdapat sebuah jembatan warna kuning, yang menurut penduduk setempat jembatan kuning tersebut di bangun pada masa penjajahan belanda. Jembatan tersebut terkesan tidak terawat dan sempit. Rusak karena tanah longsor, sehingga kurang terlihat kokoh. Di dekat jembatan terdapat sebuah tugu berwarna kuning dan rumah rumah kecil seperti rumah mainan yang menurut penjelasan masyarakat setempat sebagai tempat sesaji untuk para jin penghuni wentira. Untuk melewati jembatan kuning tersebut dengan aman, para pengendara di wajibkan untuk membunyikan klakson kendaraannya sebanyak 3 kali, jika tidak maka pengendara akan hilang tanpa bekas seperti di telan bumi.

Untuk masuk ke Wentira, tidak boleh sembarangan, hanya yang dikehendaki dan diizinkan oleh penghuni Wentira yang boleh masuk dan melakukan ritual-ritual ditemani oleh orang-orang pintar di sekitar daerah itu. Sementara kalau orang yang dikehendaki biasanya orang yang katanya kalau lewat tidak permisi (kulo nowon) dulu, lewat dengan sombongnya, dan biasanya yang seperti ini tidak pernah lagi kembali keluar. Pernah ada kejadian mobil melintas di tengah jembatan tetapi sebelum sampai diujung jembatan sudah keburu menghilang. 

Alam di dalam Wentira didominasi warna kuning keemasan dimana penghuninya hidup sangat sejahtera dan tidak ada yang miskin, kehidupan disana layaknya kehidupan normal, semua ada baik gedung, kendaraan dll tapi semuanya serba mewah.
Menurut cerita orang-orang di sekitar pegunungan Sulawesi Tengah yang katanya juga masuk kedalam area Wentira, kadang-kadang ada penghuni Wentira yang keluar untuk berbelanja di pasar-pasar tradisional, ciri-cirinya yang utama adalah tidak ada garis pemisah diatas tengah bibir seperti layaknya manusia normal, kalau mereka muncul tetap dilayani tetapi tidak ada yang berani mengganggu.

Berikut beberapa cerita penduduk setempat tentang Wentira : 


1. Cerita Sulwan Dase 
To Wentira (ditulis Uwentira), demikian masyarakat Palu menyebut komunitas ini. Terletak disebuah kawasan yang bernama Wentira. Orang Toraja kuno menyebutnya To Wae Ntira. Menurut beberapa kawan menceritakan pengalaman mereka saat bertemu dgn orang2 To Wentira. Katanya, kita seolah-olah terombang-ambing diantara dunia nyata dan dunia maya, rasionalitas, dan supranatural. Bingung bercampur takjub. Antara percaya dan tidak percaya.  
Menurut mereka yang pernah ke “Kota Wentira”, kota itu sangat modern, dgn peradaban yang sangat luar biasa. Semua jenis kendaraan ada disana (termasuk MRT). Masyarakatnya makmur dan serba berada. Yang menjadi persoalan adalah, pintu masuk ke kota tersebut. Hampir tak satu orang pun bisa menjelaskan secara pasti lokasi jalan masuk. beberapa menjelaskan bahwa pintu masuk degan kendaraan roda dua dan mobil adalah melalui sebuah jembatan beratap. 
Jembatan ini sebenarnya menjembatani sebuah sungai yang membentang. Secara logika, bila kita masuk ke ujung satu pastilah bisa tiba di ujung satunya. Namun keanehan terjadi terkadang ketika sebuah mobil memasuki ujung jembatan, mobil itu tdk pernah lagi keluar di ujung satunya. Beberapa hari kemudian, baru-lah pengendara mobil itu bercerita bahwa mereka baru saja pulang dari Kota Wentira, di mana segala sesuatunya ada disana.

2. Kesaksian PS Patandung
 
To wentira menurut orang Kaili (Suku asli di Sulteng) ada di sekitar kebun kopi ( Jl poros tawaeli – Toboli ) di jalan poros tersebut ada satu jembatan yang masih ada sampai sekarang. Konon katanya, masih buatan Belanda. Di sampingnya ada satu jembatan jembatan beton yang digunakan konon tahun 1980-an setiap kendaraan yg lewat wajib memberi kode lampu atau setidaknya klakson sebagai tanda permisi mau lewat.




Bagaimana?? Anda Tertarik Untuk Datang Ke Wentira??? 


Related : Wentira, Kota Tak Kasat Mata