4 Pesan Soekarno Untuk Menghadapi Pemilu - Sebelum pemilu di gelar pada tanggal 29 September 1955, Presiden Soekarno
banyak mengingatkan rakyat Indonesia akan ancaman disintegrasi bangsa
jika pesta demokrasi pertama itu hanya akan memicu konflik. Pesan Bung Karno itu disampaikan baik lewat pidato langsung atau media komunikasi lain, seperti pamflet.
Berikut 4 pesan Bung Karno :
1. "Maka itu saudara-saudara, kita akan mengadakan pemilihan umum dua
kali. Pertama, pada tanggal 29 september nanti, insya Allah, untuk
memilih DPR. Kemudian pada tanggal 5 desember untuk memilih konstituante
adalah Badan pembentuk Undang-Undang Dasar. Undang-Undang Dasar yang
tetap. Konstituante adalah pembentuk konstitusi. Konstitusi berarti
Undang-Undang Dasar. Undang-Undang Dasar tetap bagi negara Republik
Indonesia, yang sampai sekarang ini segala-segalanya masih sementara.
Tetapi, saudara-saudara, jikalau ditanya kepadaku "Apa yang berisi kalbu bapak ini akan permohonan kepada Allah SWT? Terus terang aku berkata, jikalau saudara-saudara membelah dada bung Karno ini, permohonanku kepada Allah SWT ialah, saudara-saudara bisa membaca di dalam dada bung Karno memohon kepada Allah SWT supaya negara Republik Indonesia tetap berdasarkan Pancasila." (Soekarno dalam Kongres Rakyat Jawa Timur di Surabaya, 24 September 1955).
Tetapi, saudara-saudara, jikalau ditanya kepadaku "Apa yang berisi kalbu bapak ini akan permohonan kepada Allah SWT? Terus terang aku berkata, jikalau saudara-saudara membelah dada bung Karno ini, permohonanku kepada Allah SWT ialah, saudara-saudara bisa membaca di dalam dada bung Karno memohon kepada Allah SWT supaya negara Republik Indonesia tetap berdasarkan Pancasila." (Soekarno dalam Kongres Rakyat Jawa Timur di Surabaya, 24 September 1955).
2. "Negara Republik Indonesia ini bukan milik sesuatu golongan,
bukan milik sesuatu agama, bukan milik sesuatu suku, bukan milik sesuatu
golongan adat-istiadat, tetapi milik kita semua dari Sabang sampai
Merauke!" (Soekarno dalam Kongres Rakyat Jawa Timur di Surabaya, 24 September 1955)
3. "Wadah yang bernama Negara Republik Indonesia yang terdiri dari berbagai agama, suku, adat istiadat ini supaya utuh tidak retak." (Soekarno dalam Kongres Rakyat Jawa Timur di Surabaya, 24 September 1955)
4. "Pemilihan umum djangan mendjadi tempat pertempuran. Perdjuangan kepartaian yang dapat memetjah persatuan bangsa Indonesia." (Soekarno dalam sebuah pamflet di 1955)