KOPERASI LESTARI - Indonesia diprediksi akan hancur di tahun 2020 jika tak segera
berganti menjadi Nusantara. Prediksi itu datang dari Arkand Bodhana
Zeshaprajna, pria yang belasan tahun mempelajari metafisika.
Doktor lulusan University of Metaphysics International Los Angeles, California, Amerika Serikat ini menjelaskan, dalam ilmu yang dikuasainya dapat terlihat kapan sesuatu hal bakal terjadi. Khusus Indonesia, kehancuran itu akan terjadi dalam enam tahun ke depan.
"Di sana ada satu garis waktu, justru kita bisa lihat polaritas-polaritas negatif. Nah kita sudah melewati 2 fase negatif polarity, nanti kita lewati lagi satu, di 2014 sampai 2023 dengan puncak tahun 2020.
Doktor lulusan University of Metaphysics International Los Angeles, California, Amerika Serikat ini menjelaskan, dalam ilmu yang dikuasainya dapat terlihat kapan sesuatu hal bakal terjadi. Khusus Indonesia, kehancuran itu akan terjadi dalam enam tahun ke depan.
"Di sana ada satu garis waktu, justru kita bisa lihat polaritas-polaritas negatif. Nah kita sudah melewati 2 fase negatif polarity, nanti kita lewati lagi satu, di 2014 sampai 2023 dengan puncak tahun 2020.
Pria
bernama asli Emmanuel Alexander ini menjelaskan, tidak ada satu negara
maupun perusahaan yang mampu melewati tahapan negatif yang memuncak
seperti itu. Maka dari itu, dirinya tetap optimis nama Indonesia diubah
menjadi Nusantara.
"Dalam fase negatif seperti itu, jarang sekali
hampir tidak pernah bahkan, bila satu perusahaan atau negara dengan
polaristas fase memuncak tak bisa melampauinya. Tak pernah ada. Jadi
kita sangat berbahaya bila kita tak menggunakan nama nusantara,"
jelasnya.
Menurut Arkand, gejala kehancuran Indonesia bisa
dirasakan di tahun ini dan tahun depan. Dirinya pun menyebut bahwa
mempertahankan nama Indonesia sebagai hal yang nekat.
"Seharusnya
nanti berjalan dari tahun ini sampai tahun depan kita lihat
gejala-gejalanya itu. Adalah satu kenekatan ketika kita mempertahankan
nama Indonesia," ungkapnya.
Ketika ditanya persoalan selain
kehancuran Indonesia dari segi metafisika, Arkand menyebut tidak ada
lagi. Sebab, dari ilmu yang dikuasainya ini telah menganalisa bahwa
negara ini akan hancur.
"Tidak ada, yang ada Pakar metafisika
sebut tahun 2020 puncak kehancuran Indonesia. Bukan dari arti nama. Kita
tidak bicara dari arti nama," terangnya.
Seperti diketahui,
Arkand yang merupakan doktor University of Metaphysics International Los
Angeles, California, Amerika Serikat itu tetap bersikukuh jika nama
Nusantara adalah nama terbaik untuk pengganti nama Indonesia. Sebab,
menurutnya, dalam struktur nama Nusantara tak mempunyai angka merah dan
bisa membuat kehidupan yang semakin baik untuk orang-orang yang berada
di dalamnya kelak.
Analisa Arkand juga bukan tanpa alasan, dia
sudah membuat piranti lunak atau software untuk menganalisa
hitungan-hitungan struktur nama yang baik.
BACA JUGA : Republik Indonesia atau Viranegari Nusantara