KOPERASI LESTARI - NKRI Harga Mati, Akhir Februari lalu, memberitakan Pemerintah Republik Rakyat Cina sedang melakukan aksi penjajahan di
wilayah Asia Tenggara, sehingga pemerintah Filipina menyerukan agar
negara-negara Asia Tenggara bersatu. Belum lagi sebulan
berita tersebut ditayangkan, rupanya, Pemerintah Republik Rakyat Cina telah
memasukkan sebagian wilayah perairan laut Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan
Riau ke dalam peta wilayah mereka. Demikian diungkapkan Asisten Deputi I
Kementrian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Bidang Dokrin Strategi
Pertahanan, Masekal Pertama TNI Fahru Zaini.
"Cina
telah mengklaim wilayah perairan Natuna sebagai wilayah laut mereka. Klaim
sepihak ini terkait sengketa Kepulauan Spratly dan Paracel antara negara Cina
dan Filipina. Sengketa ini akan berdampak besar terhadap keamanan laut
Natuna," ungkap Fahru Zaini saat berkunjung ke Natuna, Rabu (12/3).
Ia
menjelaskan, Cina telah menggambar peta laut Natuna di Laut Cina Selatan masuk
peta wilayahnya dengan 9 dash line
atau garis terputus. Bahkan, dalam paspor terbaru milik warga Cina juga sudah
dicantumkan. "Yang dilakukan Cina
ini menyangkut zona wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk itu, kami
datang ke Natuna ini ingin melihat secara nyata strategi dari komponen utama
pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia, yaitu Tentara Nasional Indonesia,
terutama dalam kemampuan, kekuatan, dan gelar pasukan bila terjadi sesuatu di
wilayah ini," ujarnya.
Menurut
dia, bukan hanya wilayah Indonesia saja yang dipetakan Cina, tetapi juga
wilayah negara lain yang berbatasan dengan perairan Laut Cina Selatan, seperti,
Viet Nam, Malaysia, Brunei, Fhilipina, dan Taiwan.
"Bukan
wilayah negara Indonesia saja yang dipetakan oleh Cina, negara lain juga
dipetakan. Namun, Cina tidak mau berterus terang terhadap koordinat mana yang
masuk wilayah mereka," ujar Fahru Zaini.
Itu
sebabnya, lanjut Fahru, demi terjaganya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia,
kebhinekaan kebangsaan di wilayah terdepan seperti Kabupaten Natuna perlu
diperkukuh. "Wilayah yang berada di perbatasan, seperti Kabupaten Natuna,
persatuan dan kesatuan antar warga dan etnis perlu diperkukuh. Persatuan antar-warga
perlu dijunjung tinggi, ini dimaksudkan supaya tak mudah disusupi atau diadu
domba oleh negara lain," tuturnya.
Ia
mengatakan, letak Indonesia sangat strategis, baik lautnya maupun udaranya.
Setiap hari selalu ramai dilewati oleh kapal dan pesawat negara lain yang dapat
efek baik dan juga berdampak buruk.
"Dari
letak yang bagus ini bisa menjadi keuntungan, bahkan juga kerugian, itu
tergantung pada kita dalam mengimpletasikannya dalam bernegara. Negara Kesatuan
Republik Indonesia adalah harga mati," ungkapnya.
Sumber : http://www.asatunews.com/berita-22765-cina-menjajah-indonesia-natuna-dimasukkan-ke-wilayahnya.html