KOPERASI LESTARI - Sembilan unit pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro yang
difasilitasi Kementerian Koperasi dan UKM di berbagai daerah perdesaan,
terbukti mampu meningkatkan perekonomian masyarakat setempat melalui
pengelolaan usaha kelistrikan.
Deputi Bidang Produksi Kementerian
Koperasi dan UKM, I Wayan Dipta, mengemukakan meski kapasitas tenaga
listrik dari masing-masing unit belum terlalu besar, akan tetapi mampu
mendongkrak perekonomian masyarakat dan anggota koperasi sebagai
pengelola.
”Dari beberapa unit yang sudah beroperasi,
tarifnya juga masih bervariasi dimulai dari Rp10.000 hingga Rp30.000,
disesuaikan dengan jumlah pemakaian listrik untuk komponen alat-alat
rumah tangga maupun penggunaan televisi,” katanya kepada Bisnis, Senin
(10/03).
Besaran daya untuk rumah tangga rata-rata sebesar 0,5 amper atau
setara dengan 100 watt. Selain melahirkan tenaga kerja sebagai pengelola
Pembangunan Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLMTH), juga mengoptimalkan
kinerja pelaku usaha mikro dan kecil (UMK) setempat.
Untuk operasional PLTMH Gampoeng Pucuk di Pidie, Aceh misalnya,
menggunakan jasa 6 orang SDM, masing-masing 2 operator, 2 pada jaringan
distribusi, dan masing-masing 1 orang untuk tenaga administrasi serta
keamanan.
Salah satu industri yang berkembang pesat di desa Gampoeng Pidie
adalah kopi hasil perkebunan setempat. Selain memanfaatkan listrik
menjadi sumber penggerak mesin pengupas kopi, warung masyarakat juga
sudah beroperasi sampai malam.
Adapun total rumah, termasuk warung yang memanfaatkan listrik yang
bersumber dari PLTMH yang dikelola koperasi, sebanyak 114 rumah.
Sedangkan tarif sementara yang disepakti bersama untuk setiap rumah
sebesar Rp10.000.
Pembangunan PLTMH Sabana di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, mampu
menerangi sekitar 80 rumah tangga dan pelaku usaha mikro dan kecil.
Tarif per bulan dikenakan sebesar Rp20.000, dan bagi rumah tangga yang
menggunakan televisi lebih besar, yakni Rp30.000.
”Tenaga kerja yang diserap pada proyek tesebut sebanyak 20 orang.
Termasuk pada industri pengolahan kopi yang menjadi komoditas andalan
masyarakat setempat. Ini sangat memuaskan, karena kehadiran PLTMH Sabana
mampu meningkatkan kegiatan ekonomi lokal.”
Operasioal PLTMH Betteng di Enrekang, Sulawesi Selatan berhasil
mengaliri sebanyak 115 rumah tangga dengan kapasitas 200 watt, sedangkan
tarif yang diberlakukan antara Rp15.000 hinggs Rp30.000. Hasil produksi
di Desa Betteng adalah kopi sehingga mampu meningkatkan aktivitas usaha
masyarakat UMK.
-----------------------------------------------------------------------------
Nama Wilayah Provinsi
-----------------------------------------------------------------------------
Gampoeng Pucuk Pidie Aceh
Sabana Sumbawa NTB
Betteng Enrekang Sulsel
Perpana Mamasa Sulbar
Liki Solok Sumbar
Napajoring Tobasa Sumut
Apui Alor NTT
Rondowoing Manggarai NTT
Marsiurupan Angkola-Mandailing Sumut
Sumber : Bisnis Indonesia Online