KOPERASI LESTARI - Wasekjen Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Fahri Hamzah menyindir
penamaan kapal Basarnas yang memiliki kesamaan dengan kampung kelahiran
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan mertuanya, Sarwo Edhie
Wibowo.
Menurut Fahri, itu hal yang bagus agar di akhir masa jabatannya sebagai presiden memiliki kenang-kenangan.
"Gak apa-apalah, masa SBY gak ada bekas sama sekali," katanya di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (6/3/2014).
Fahri menyarankan, jangan hanya Pacitan dan Purworedjo yang dijadikan sebagai nama Kapal. Tetapi daerah lain juga mesti dilakukan.
Menurut Fahri, itu hal yang bagus agar di akhir masa jabatannya sebagai presiden memiliki kenang-kenangan.
"Gak apa-apalah, masa SBY gak ada bekas sama sekali," katanya di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (6/3/2014).
Fahri menyarankan, jangan hanya Pacitan dan Purworedjo yang dijadikan sebagai nama Kapal. Tetapi daerah lain juga mesti dilakukan.
"Pacitan itu bagus, ya kalau bisa taro Sumbawa sama Lombok, Jadi kalau digabung kan namanya tuh NTB kan tuh kapalnya. Jadi gak apa-apa," tandasnya.
Anggota Komisi III DPR RI mengaku enggan mempersoalkan penamaan kapal Basarnas ini karena memang Pacitan itu bukan milik SBY melainkan milik rakyat Indonesia.
Seperti diketahui, di HUT Basarnas di Dermaga PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia II, Merak, Banten, Rabu 5 Maret 2014 diresmikan dua kapal baru yang dinamakan Kapal Negara SAR Pacitan dan Kapal SAR Purworejo.
Kapal berjenis Catmaran ini nantinya akan melakukan operasi SAR di wilayah laut. Dua kapal baru milik Basarnas jenis itu memiliki panjang 59 meter.
Pacitan sendiri merupakan nama kampung kelahiran SBY, sedangkan Purworedjo itu merupakan tempat kelahiran ayah dari Ibu Negara Ani Yudhoyono, Sarwo Edhie Wibowo.