KOPERASI LESTARI - Ini cerita lain tentang sosok Kapolri Teladan, Hoegeng. Selepas
dipensiunkan dari jabatannya sebagai Kapolri, dia tetap diberi uang
pensiun dengan nominal amat kecil selama puluhan tahun.
"Sampai 2001 pensiunan bapak cuma sepuluh ribuan. Setelah 2001 ada penyesuaian jadi satu jutaan," kata anak Hoegeng, Aditya Hoegeng selepas peluncuran buku ayahnya berjudul 'Hoegeng Polisi dan Menteri Teladan' di toko buku Gramedia PIM, Jakarta, Minggu (17/11).
"Sampai 2001 pensiunan bapak cuma sepuluh ribuan. Setelah 2001 ada penyesuaian jadi satu jutaan," kata anak Hoegeng, Aditya Hoegeng selepas peluncuran buku ayahnya berjudul 'Hoegeng Polisi dan Menteri Teladan' di toko buku Gramedia PIM, Jakarta, Minggu (17/11).
Tentu dengan uang sejumlah
ini, Hoegeng mati-matian menghidupi istri dan tiga anaknya. Setelah
dipensiunkan di umurnya ke 49, Jenderal ini banting setir menjadi
pelukis.
"Dari pensiun hidup dari melukis kadang lukisannya dijual," tambah anak lelaki satu-satunya ini.
Tahun
demi tahun keluarga Hoegeng melalui harinya dengan sulit. Namun ekonomi
pas-pasan tak membuat Hoegeng dan keluarga menyerah pada keadaan dan
menggadaikan ideologinya.
"Kami enggak pernah merasa seperti anak pejabat. Di balik bapak ada istri yang hebat," kenang Aditya.
Meski
begitu, Aditya mengaku meski bukan berupa uang, anggota Polri sering
berkunjung ke makam ayahnya di Giri Tama, Kabupaten Bogor.
"Kalau hari Bhayangkara banyak pejabat Polri mengunjungi makam bapak dan ke rumah," pungkasnya.
BACA JUGA :